SMPN 20 Jakarta Gelar Ujian Praktik Seni Budaya Pagelaran Seni Timun Mas
SMPN 20 Jakarta Gelar Ujian Praktik Seni Budaya: Pagelaran Seni “Timun Mas”
Jakarta, 24 Oktober 2024 — SMP Negeri 20 Jakarta kembali menggelar ujian praktik Seni Budaya dalam bentuk pagelaran seni yang menampilkan cerita rakyat populer “Timun Mas.” Acara ini dilaksanakan pada Kamis, 24 Oktober 2024, dan siswa kelas IX F menjadi peserta utama dalam pertunjukan tersebut. Di bawah bimbingan Walikelas IX F, Bapak Drs. Suparayitno, penampilan ini memadukan berbagai unsur seni, seperti Seni Teater, Seni Tari, Seni Musik, dan Seni Rupa, sebagai bagian dari evaluasi praktik siswa dalam mata pelajaran Seni Budaya.
Cerita rakyat “Timun Mas” adalah kisah dari Jawa yang berkisah tentang seorang gadis pemberani yang berusaha kabur dari kejaran seorang raksasa hijau. Awal mula kisah ini berpusat pada perjanjian antara Mbok Randa, seorang wanita yang sangat ingin memiliki anak, dengan raksasa. Atas perjanjian tersebut, lahirlah Timun Mas. Namun, ketika tiba saatnya Mbok Randa harus menyerahkan Timun Mas kepada raksasa, ia tidak tega dan memilih untuk melindungi anaknya. Kisah ini penuh dengan nilai keberanian, pengorbanan, dan kasih sayang.
Acara ini dipimpin langsung oleh Kepala SMPN 20 Jakarta, Bapak Drs. Tugimin, M.MPd, dengan Koordinator STEAM, Ibu Cucu Hotimah, S.Pd. Pagelaran ini bertujuan untuk menumbuhkembangkan kecintaan siswa terhadap seni dan budaya Indonesia, serta menjadi tolok ukur keberhasilan proses pembelajaran seni budaya di sekolah.
“Dengan kolaborasi antara Seni Budaya, IPS, PP, dan TIK, pagelaran ini diharapkan tidak hanya menghibur dan mengedukasi, tetapi juga memperkenalkan kepada para siswa akan kekayaan budaya Indonesia,” ujar Bapak Tugimin dalam sambutannya.
Kolaborasi Mata Pelajaran untuk Menumbuhkan Kreativitas
Dalam pagelaran ini, siswa kelas IX F menunjukkan kemampuan kreatif mereka melalui berbagai pertunjukan yang menghidupkan cerita “Timun Mas.” Berbagai tarian tradisional yang menggambarkan pelarian Timun Mas dan raksasa dipadukan dengan musik tradisional dan kontemporer, menciptakan pertunjukan yang kaya dan dinamis. Kelas 7 dan 8 turut hadir sebagai apresiator dan disaksikan oleh para guru pengajar dari berbagai mata pelajaran, seperti Seni Budaya, IPS, PP, dan TIK.
Menurut Ibu Cucu Hotimah, “Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menumbuhkan rasa cinta siswa terhadap budaya, sekaligus memberikan ruang bagi mereka untuk berekspresi secara kreatif dengan dukungan teknologi.”
Manfaat dan Dampak Positif Pagelaran Seni
Pagelaran ini memiliki beberapa manfaat dan dampak positif, antara lain:
Meningkatkan kesadaran akan keanekaragaman budaya Indonesia.
Mengembangkan bakat seni dan kreativitas siswa dalam memadukan berbagai unsur seni.
Memperluas wawasan apresiator, khususnya siswa kelas 7 dan 8, terhadap seni tari tradisional dan kontemporer.
Mendorong kolaborasi antar-mata pelajaran, di mana siswa juga berperan dalam pembuatan konten digital dan sinematografi untuk mendukung penyajian pagelaran.
Dengan penggabungan antara seni dan teknologi, pagelaran ini juga memperkenalkan keterampilan digital kepada siswa, seperti pembuatan video dan desain grafis, yang dipadukan dengan seni tradisional.
Pagelaran ini tidak hanya menjadi bagian dari ujian praktik, tetapi juga sebagai sarana untuk menghibur, mendidik, dan memperkenalkan nilai-nilai budaya kepada seluruh warga sekolah.